sejak putus dari Bima (nama samaran), aku sangat merasa kesepian. terutama dalam hal percintaan. sudah tiga bulan aku tidak melakukan hubungan seks. aku sangat sangat kesepian. hanya dengan teman-teman aku berkumpul. dirumah pun aku merasa sendiri. ayahku yang sering bepergian ke luar kota dan ibuku yang sering berkumpul dengan teman-teman arisannya. dirumah aku hanya berteman dengan laptop. dan musik-musik yang selalu menghiburku. aku butuh seorang pria. seorang kekasih.
"Yana, udah ngerjain tugas statistik belum?" tanya Keke (nama samaran), teman akrabku dikampus.
aku biasa dipanggil Yana (nama samaran). seorang mahasiswi tingkat tiga disebuah universitas. statistik, mata kuliah yang membuat otak serasa diperas habis. sangat sulit memahami mata kuliah tersebut. tapi karena dosennya yang membuatku selalu rajin mengikuti kuliah tersebut. Pak Dion (nama samaran), seorang dosen muda dikampusku. paling muda diantar dosen lainnya. mengajar statistik. berkulit putih bersih dengan bewok tipis di dagu dan jambangnya. alis mata yang lebat dan bulu matanya yang agak lentik membuat Pak Dion jadi pujaan kaum hawa dikampus.
"belum Ke. gue belum ngerjain. lo udah?" tanyaku balik.
"gue juga belum. susah banget sih, jadi agak males ngerjainnya"
"kita minta tolong ke Denu aja yuk! dia kan pinter" ajakku.
"percuma. Denu orangnya pelit banget. gue cabut aja deh. biar entar gue coba kerjain sendiri" Keke beranjak meninggalkanku sendiri di bangku taman kampus.
aku pulang kerumah dengan lesu. hari ini sangat tidak bersemangat. tak kupikirkan tugas statistik yang melilit leher. rumahku selalu sepi. tiap hari sudah biasa kuhadapi keadaan seperti ini. lebih baik mengurung diri dikamar dan menyalakan musik kencang-kencang. musik menderu-deru dengan kuat. membahana ke seisi kamarku. televisi pun kunyalakan. hari sudah sore. acara televisi luar lebih mengasyikkan daripada acara tv lokal. sebuah film kutonton, walau tidak terdengar pembicaraannya, aku tetap memperhatikan film tersebut. film romantis, dengan adegan pria sedang merayu wanitanya di sebuah atap gedung. sembari memandang bulan sabit yang indah. ah, membuatku merindukan seorang kekasih. lalu adegan berlanjut, pria mencium bibir wanita dengan penuh kemesraan. aku sangat iri. melihat pemandangan tersebut membuatku ingin bercinta. bulu romaku seketika berdiri.
aku masih memperhatikan adegan tersebut. dengan posisi tiduran diranjang aku terus memperhatikan adegan pria mencium mesra wanita. aku sangat ingin bercinta. hasratku dibelai pria memuncak. aku jadi ingin bercinta. jujur, aku adalah wanita yang sangat suka bercinta. tapi bukan berarti aku seorang pelacur. aku hanya bercinta dengan kekasihku. sepersekian detik tangan kananku telah berada didalam bra. meremas-remas isinya. sedangkan tangan kiriku sudah masuk kedalan cd-ku. menggoyang-goyang vagina dan mencolok-coloknya. aku sangat menikmati.
"aaahh.." aku mendesah sendiri. kegiatan mencolok-colok vagina terus kulanjutkan.
kubuka semua kancing kemejaku. menyingkap bra dan memilin-milin puting payudara. kurasakan nikmat melakukan hal ini. hasratku sudah sampai puncaknya. aku terus mencolok vagina dengan dua jariku. pelan. sangat pelan. aku ingin menikmati moment ini. dalam kulesakkan dua jariku ke vagina. dengan sedikit menggoyangkannya didalam. aku pun bergetar nikmat. puting masih kupilin-pilin. kemudian remasan-remasan halus yang membuatku makin melayang.
makin kutingkatkan tempo mencolok vagina. dan kurasakan nikmat yang teramat sangat. sangat mengasyikkan. kupertahankan tempo seperti ini. ini membuatku merasakan nikmat. vaginaku bergetar, begitu juga tubuhku. aku menggeliat diatas ranjang. sedikit berguling-guling.
"aaahhh...aaaahhh" desahanku makin sering.
tanganku makin dalam dan makin sering bergetar. hingga membuat tubuhku sedikit menggelinjang. aku memanjakan diriku sendiri. dan aku menikmatinya. payudaraku mengeras. putingnya sedikit menjulang. kemerahan dan merasakan geli. kembali kupilin-pilin putingku. masih dengan dua jari menancap riang didalam vagina. aku masih menikmatinya.
"aaaahhh.." desahku kembali.
aku hampir klimaks. aku terus mempercepat getaran tanganku dalam vagina. menggetarkannya dengan sedikit kuat. tanganku makin aktif. tangan satunya pun aktif meremas-remas dan memilin-milin puting. membuatku semakin menikmati. dan...
"aaaahhh..aaahhh...aaahhh"
klimaks. cairan hangat membasahi vagina. kucabut jariku dari dalam vagina, dengan jari yang basah karena cairan kewanitaanku, lalu kujilat. membuatku lemas seketika. dan tertidur pulas dengan pakaian yang berantakan dan ranjang yang berantakan pula.
pagi. aku tertidur sampai pagi. cukup lama kutertidur, karena tubuh yang letih dan energi yang banyak terpakai. namun pagi ini aku merasakan perbedaan dalam diriku. badanku merasa lebih segar dari biasanya. mataku berbinar. senyumku lebar. kegiatan memanjakan diri kemarin sore membuatku lebih semangat.
tapi sungguh sialnya, aku belum mengerjakan tugas statistik. tamat riwayatku. sedangkan tugas itu harus dikumpulkan pada jam pertama perkuliahan pagi ini. aku bingung setengah mati. seketika senyumku musnah. binaran dimataku hilang. tugas statistik yang membuat semua itu pergi. dan mata kuliah pertama pagi ini adalah statistik. Pak Dion. apa yang harus kulakukan? aku pasrah. mau mencontek tugas Keke pun tetap tidak bisa. waktunya yang tidak cukup.
Pak Dion sudah masuk kedalam kelas. seperti biasa, dengan senyum manisnya ia menyapa semua mahasiswa yang diajarnya. tak kulepas pandangan mataku dari wajah Pak Dion. sampai...
"Yana. Yana. Yana.. hei" panggil Pak Dion.
astaga. aku melamun melihat wajah manis Pak Dion. dan dia menegurku.
"Yana. kamu udah ngumpulin tugas belum?" tanya Pak Dion.
"eh.. emmm.. a..a..anu pak.." aku gugup setengah mati.
"kenapa?"
"emmm...e..ee.. belum ngumpulin pak" jawabku singkat.
"kok belum ngumpulin?"
"sa..saya nggak bisa pak" jawabku sekenanya.
Pak Dion tak melanjutkan pertanyannya. ia pun tak menanyakan tugas yang belum kukerjakan. ia melanjutkan perkuliahan. menjelaskan materi. menulis di papan tulis dan menjawab pertanyaan mahasiswa. aku pun memperhatikan materi dengan seksama. setelah kuliah Pak Dion selesai. aku menghampiri dan meminta maaf karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan olehnya.
"pak..pak..Pak Dion" setengah berlari kuhampiri Pak Dion.
"iya. ada apa Yana?"
"maaf ya pak. saya nggak ngerjain tugas"
"iya nggak apa-apa. tapi lain kali kerjain ya. kan bisa nambah nilai kalo ngerjain tugas" jelas Pak Dion.
"iya pak. abisnya saya nggak ngerti. saya lemah di mata kuliah ini pak"
"oh gitu. kapan-kapan boleh kok les sama saya. pintu rumah saya selalu terbuka buat mahasiswa saya yang mau belajar"
"bener boleh pak?" tanyaku penuh antusias. aku ingin sekali mahir dalam mata kuliah ini. bukan ada niat lain.
"boleh. sangat boleh. nanti sore atau malam dateng aja ke rumah saya!"
setelah memberi alamat rumah, Pak Dion langsung berlalu. meninggalkanku dengan secarik kertas bertuliskan alamatnya. nanti malam aku harus kesana. aku ingin belajar.
malam harinya. sekitar pukul 7, aku bersiap memacu mobilku menuju rumah Pak Dion. membawa buku catatan, buku statistik dan tekad belajar yang kuat, aku memacu mobil menuju rumah Pak Dion. sesampainya di alamat tersebut. Pak Dion menyambutku di pintu rumahnya. dengan kaos oblong dan celana jeans Pak Dion makin terlihat mempesona dimataku.
"ayo masuk! saya tinggal sendirian kok. jangan malu-malu"
"iya pak"
Pak Dion masih bujangan dan tinggal sendiri dirumah mungil ini.
"nggak apa-apa saya belajar dirumah bapak?" tanyaku.
"emangnya kenapa? nggak apa-apa. hampir tiap malam banyak mahasiswa yang dateng kerumah saya. belajar dan les. emangnya kenapa Yana?"
"nggak apa-apa pak. saya cuma tanya"
Pak Dion memulai lesnya. menerangkan materi yang tak kupahami. menjelaskan rumus yang tak kubisa. dan memberikan sedikit soal untuk kukerjakan. aku mulai memahami pelajaran. ternyata belajar secara face to face lebih memudahkan. Pak Dion beranjak ke dapur, membuat minuman dan menyediakan cemilan untukku. aku makin senang. sejam lebih aku belajar dengan Pak Dion. sampai hujan turun dengan lebatnya. angin menderu kencang. Pak Dion menyudahi pelajaran malam ini. setelah belajar kami hanya mengobrol-ngobrol santai. aku makin terpesona dengan kharisma Pak Dion. ia humoris dan hangat dalam melakukan percakapan. serasa tak ada jarak antara mahasiswa dengan dosennya.
udara makin dingin. dan angin makin bertiup kencang. disaat udara dingin seperti ini, aku sangat butuh kehangatan. dan aku hanya berdua dengan Pak Dion. apakah ia mau?
"bapak udah berkeluarga?" tanyaku disela-sela obrolan.
"keluarga? pacar aja saya nggak punya Yan. mana ada yang mau sama saya" jawabnya dengan lontaran senyum.
"ah, masa sih pak? masa orang ganteng dan pinter kayak bapak nggak ada yang mau?"
"serius saya. saya masih sendiri. saya belum pernah pacaran seumur hidup saya"
aku menggeser duduk agar lebih dekat dengan Pak Dion. ia tak curiga dengan niatku. jujur, aku sangat bernafsu dengannya. kami masih mengobrol dan bercanda. sesekali kucubit pipinya Pak Dion dan ia tidak marah. makin dekat jarak dudukku dengan Pak Dion. hingga aku sangat dekat dengannya.
"Pak, saya boleh peluk bapak nggak?" tanyaku.
"lho? kenapa Yan?"
"saya lagi rapuh pak. banyak masalah dirumah. saya butuh seseorang yang bisa nguatin saya pak"
"apa harus dipeluk Yan?" tanya Pak Dion.
"saya cuma butuh dipeluk pak. boleh ya pak"
Pak Dion hanya mengangguk dan membuka lebar tangannya, mempersilahkanku untuk memeluknya. ku peluk erat Pak Dion. hangat, sungguh hangat. ku masih memeluknya. perlahan kudekati wajahku kearah wajah Pak Dion. ia terdiam. lalu membuang mukanya. aku terus memancingnya. makin kudekatkan wajahku. bibirku kudekatkan ke bibir Pak Dion. ia kembali membuang wajahnya. tak menyerah, aku terus memburu bibirnya.hingga akhirnya bibirku dengan bibirnya bersatu. dan kami berciuman. lama. cukup lama. dan ciumannya juga hangat.
Pak Dion tersadar dan berlalu meninggalkanku. ia pergi ke kamar mandi. aku bingung, ada apa dengan Pak Dion. aku menyusulnya.
"pak..pak..Pak Dion" aku mengetuk pintu kamar mandi, berharap ada jawaban darinya.
"pak..Pak Dion" aku masih memanggilnya dari luar kamar mandi.
kemudian pintu dibuka.
"maafin saya ya Yana. saya nggak bermaksud ngelakuin hal itu"
"nggak apa-apa pak. saya butuh bapak"
"maafin saya"
Pak Dion terus meminta maaf.
"iya pak. nggak apa-apa kok"
"maafin sa..."
sebelum ia melanjutkan kata-katanya, mulutnya kututup dengan dua jariku. Pak Dion terdiam. langsung kumajukan mulutku menuju mulut Pak Dion. kucium bibirnya. kutarik bibir bawahnya dengan bibirku. Pak Dion membalas. kami berciuman. basah dan nikmat. kumis tipisnya membuat bibirku tergelitik.
kami terus berciuman. diluar hujan masih turun dengan lebatnya. tanganku menjalar menuju celana Pak Dion. mengusap-usap penis yang masih tertutup jeans. ada gerakan didalamnya. penis Pak Dion menegang. kami masih berciuman. kugigit bibir Pak Dion, ia pun membalas menggigit bibirku. kusedot lidahnya, ia juga membalasnya. lama kami berciuman. aku pun lama mengusap penisnya. besar, namun masih didalam sangkar.
perlahan kubuka kancing jeans-nya. kutarik resleting. dan tanganku masuk menjalar kedalam celananya. masih terus kuusap-usap penis yang telah membesar. dan kami pun masih asik berciuman. kali ini tanganku mulai berani masuk lebih dalam lagi. kucekal penis besar Pak Dion. aku sudahi berciuman dengannya. mukanya memerah. namun segera kutenangkan Pak Dion.
"nggak apa-apa kok pak" kataku sembari melempar senyum.
perlahan aku turun ke bawah. kini penisnya tepat didepan wajahku. tanpa berkata sedikitpun, kumasukkan penisnya yang tegang ke dalam mulutku. kulumat. Pak Dion sedikit mendesah. menengadahkan wajahnya keatas langit-langit ruangan. memejamkan mata dan merasakan penisnya bermain dalam mulutku. penisnya makin keras. berurat dan panjang. aku terus mengulum penisnya. menyedot kepala penisnya. mengulum testikelnya. bulu di sekitar penis Pak Dion cukup lebat. aku masih asik dengan penis Pak Dion. tangan kananku terus membimbing penisnya bermain dalam mulutku. sementara tangan kiriku aktif bergerak di vaginaku.
kutanggalkan seluruh celana Pak Dion. kini ia setengah telanjang. mulutku masih memainkan penisnya. ia masih menikmatinya. penisnya basah. begitu pula vaginaku. kusudahi melumat penis Pak Dion. kulepaskan kausku. hanya bra berenda yang menutupi payudaraku. Pak Dion nampak sedikiit tercengang. kulitku yang putih bersih memang membuat nafsu seluruh pria yang melihatku. Pak Dion menarikku memasuki kamar tidurnya. direbahkan tubuhku diatas ranjang empuk. Pak Dion melepas kausnya. kini ia sudah telanjang bulat. celana jeans-ku pun dilepasnya. tak lupa bra-ku pun dilepasnya. kini kami sama-sama telanjang bulat.
aku masih berbaring terlentang diatas ranjang. Pak Dion menuntun kepalaku menuju penisnya. mulutku terbuka lebar dan kembali ku kulum penis besarnya. maju mundur. masuk dan keluar di mulutku. hanya sebentar. kali ini kepala Pak Dion menuju vaginaku. jialtan pertama membuatku geli. jilatan kedua dan selanjutnya membuatku melayang merasakan nikmat. berkali-kali lidahnya memainkan klitorisku. aku bergetar. aku menggelinjang. aku mendesah. vaginaku basah. banjir oleh cairan yang keluar dari dalam vagina.
"masukin pak" kataku.
"bener nggak apa-apa Yan?" tanya Pak Dion.
"nggak apa-apa kok pak"
ia menuntun penis besarnya ke ujung vaginaku. di gesek-gesek pelan. kemudian dengan gerakan hati-hati ia memasukkan penisnya kedalam vaginaku. penis besarnya melesak masuk. aku sedikit kesakitan, juga sedikit kaget. sebelumnya belum pernah penis besar masuk kedalam vaginaku.
"aaaahhh.." aku meringis menahan sakit.
Pak Doni kemudian perlahan menggoyang pinggulnya. memainkan irama, memainkan penisnya dalam vaginaku. tubuhnya meniban tubuhku. ia bangun dan tangannya meremas payudaraku. tetap dengan goyangan pinggulnya.
"aaaaahhh..aaaaaahhh" aku mendesah. penis besarnya sungguh dalam masuk vaginaku.
kali ini ia menjilat-jilat putingku. geli. namun nikmat. di gigitnya putingku pelan. aku makin merasakan nikmat. ia terus menggoyang penisnya. dalam. dibuka lebar-lebar pahaku.
"aaaaahhh.." aku meringis.
"haah..haaah..kenapa Yan?" tanya Pak Dion.
"aaaahh..e..e..enggak apa-apa pak.. aaaahhh"
vaginaku bergetar. nikmat. Pak Dion kembali meremas payudaraku. kali ini kuat. ia memejamkan matanya. sedikit demi sedikit keringatnya membasahi dahinya. aku menikmati permainan Pak Dion. kemudian goyangan pinggulnya makin kuat. makin cepat. vaginaku makin bergetar.
"aaaahhh...aaaahhh" aku mendesah makin sering.
"aaaaahhh..terus pak"
Pak Dion makin kuat menggenjot penis besarnya.
"aaaaahhh...aaaaahhh" desahanku makin kuat. namun tak terdengar karna suara petir yang bergemuruh diluar. hujan makin deras. membuat udara menjadi dingin. dan Pak Dion memberi kehangatan.
Pak Dion mencabut penisnya. ia menjilat vaginaku. Pak Dion tahu betul titik kenikmatan pada wanita. sepertinya ia sangat berpengalaman. jilatannya dahsyat. membuat tubuhku bergetar dan bulu romaku makin naik berdiri.
"aaaahhh..paaakk"
kali ini ia terlentang. posisi women on top. aku berjongkok dan menuntun penis besarnya masuk kembali kedalam vaginaku. jauh kedalam.
"aaaaahhh.."
kemudian irama naik turun kumainkan. aku berpegangan pada paha Pak Dion. masih dengan irama naik turun. nikmat. Pak Dion hanya mendesah pelan. kemudian ia menarik tubuhku untuk bersandar pada tubuhnya. posisiku masih diatas tubuh Pak Dion. terlentang. ia memelukku dari belakang meremas payudaraku. dan menggoyangkan penisnya. penis besarnya masih tertancap didalam vaginaku.
"aaaahhh...aaaaahhh" aku mendesah. putingku dipilin-pilin oleh jarinya.
kemudian posisi semula kembali dimainkan. aku terlentang dengan paha terbuka lebar dan vagina menganga. bersiap menerima penis besar Pak Dion. langsung ia tancapkan penisnya. menggoyang dengan hasrat besar dan penuh nafsu. aku sangat menikmati.
"aaaaaahhh..pak aaaaahhh...pak"
terus ia menggenjot penisnya. irama makin cepat. vaginaku bergetar hebat. aku hampir klimaks.
"aaaaaaaaahhhhhh..." aku sedikit teriak. aku klimaks. tubuhku menggelinjang. vaginaku basah. dan Pak Dion masih tetap menggenjot penisnya.
"aaaaahhh...aku keluar pak... aaaahhhh.." kataku.
"ba..ba..bapak juga mau keluar Yan" jawabnya dengan napas sedikit terengah-engah.
"aaaahhh...aaaaahhh" aku masih saja mendesah.
"aaaaahhh...aaaaahhhh" Pak Dion mencabut penisnya dan memuntahkan cairan maninya diatas payudaraku. banyak. kental. hangat. putih.
ia terus mengocok penisnya. memuntahkan seluruh cairan maninya. matanya terpejam merasakan nikmat luar biasa. di pompa penis besarnya hingga tak keluar lagi maninya. dahinya dipenuhi keringat. kemudian Pak Dion mengusap cairan maninya yang telah membanjiri payudarku. mengusapnya pelan. aku bangun dan kembali mengulum penisnya yang telah melemah namun masih terlihat besar. Pak Dion hanya mendesah nikmat.
kemudian merebahkan tubuhnya disampingku. mencium keningku dengan mesra. dan tak ragu memeluk tubuhku yang dipenuhi cairan maninya.
hujan diluar masih lebat. petir pun masih bersautan. namun percintaanku dengan Pak Dion mengalahkan segalanya.
udara makin dingin. dan angin makin bertiup kencang. disaat udara dingin seperti ini, aku sangat butuh kehangatan. dan aku hanya berdua dengan Pak Dion. apakah ia mau?
"bapak udah berkeluarga?" tanyaku disela-sela obrolan.
"keluarga? pacar aja saya nggak punya Yan. mana ada yang mau sama saya" jawabnya dengan lontaran senyum.
"ah, masa sih pak? masa orang ganteng dan pinter kayak bapak nggak ada yang mau?"
"serius saya. saya masih sendiri. saya belum pernah pacaran seumur hidup saya"
aku menggeser duduk agar lebih dekat dengan Pak Dion. ia tak curiga dengan niatku. jujur, aku sangat bernafsu dengannya. kami masih mengobrol dan bercanda. sesekali kucubit pipinya Pak Dion dan ia tidak marah. makin dekat jarak dudukku dengan Pak Dion. hingga aku sangat dekat dengannya.
"Pak, saya boleh peluk bapak nggak?" tanyaku.
"lho? kenapa Yan?"
"saya lagi rapuh pak. banyak masalah dirumah. saya butuh seseorang yang bisa nguatin saya pak"
"apa harus dipeluk Yan?" tanya Pak Dion.
"saya cuma butuh dipeluk pak. boleh ya pak"
Pak Dion hanya mengangguk dan membuka lebar tangannya, mempersilahkanku untuk memeluknya. ku peluk erat Pak Dion. hangat, sungguh hangat. ku masih memeluknya. perlahan kudekati wajahku kearah wajah Pak Dion. ia terdiam. lalu membuang mukanya. aku terus memancingnya. makin kudekatkan wajahku. bibirku kudekatkan ke bibir Pak Dion. ia kembali membuang wajahnya. tak menyerah, aku terus memburu bibirnya.hingga akhirnya bibirku dengan bibirnya bersatu. dan kami berciuman. lama. cukup lama. dan ciumannya juga hangat.
Pak Dion tersadar dan berlalu meninggalkanku. ia pergi ke kamar mandi. aku bingung, ada apa dengan Pak Dion. aku menyusulnya.
"pak..pak..Pak Dion" aku mengetuk pintu kamar mandi, berharap ada jawaban darinya.
"pak..Pak Dion" aku masih memanggilnya dari luar kamar mandi.
kemudian pintu dibuka.
"maafin saya ya Yana. saya nggak bermaksud ngelakuin hal itu"
"nggak apa-apa pak. saya butuh bapak"
"maafin saya"
Pak Dion terus meminta maaf.
"iya pak. nggak apa-apa kok"
"maafin sa..."
sebelum ia melanjutkan kata-katanya, mulutnya kututup dengan dua jariku. Pak Dion terdiam. langsung kumajukan mulutku menuju mulut Pak Dion. kucium bibirnya. kutarik bibir bawahnya dengan bibirku. Pak Dion membalas. kami berciuman. basah dan nikmat. kumis tipisnya membuat bibirku tergelitik.
kami terus berciuman. diluar hujan masih turun dengan lebatnya. tanganku menjalar menuju celana Pak Dion. mengusap-usap penis yang masih tertutup jeans. ada gerakan didalamnya. penis Pak Dion menegang. kami masih berciuman. kugigit bibir Pak Dion, ia pun membalas menggigit bibirku. kusedot lidahnya, ia juga membalasnya. lama kami berciuman. aku pun lama mengusap penisnya. besar, namun masih didalam sangkar.
perlahan kubuka kancing jeans-nya. kutarik resleting. dan tanganku masuk menjalar kedalam celananya. masih terus kuusap-usap penis yang telah membesar. dan kami pun masih asik berciuman. kali ini tanganku mulai berani masuk lebih dalam lagi. kucekal penis besar Pak Dion. aku sudahi berciuman dengannya. mukanya memerah. namun segera kutenangkan Pak Dion.
"nggak apa-apa kok pak" kataku sembari melempar senyum.
perlahan aku turun ke bawah. kini penisnya tepat didepan wajahku. tanpa berkata sedikitpun, kumasukkan penisnya yang tegang ke dalam mulutku. kulumat. Pak Dion sedikit mendesah. menengadahkan wajahnya keatas langit-langit ruangan. memejamkan mata dan merasakan penisnya bermain dalam mulutku. penisnya makin keras. berurat dan panjang. aku terus mengulum penisnya. menyedot kepala penisnya. mengulum testikelnya. bulu di sekitar penis Pak Dion cukup lebat. aku masih asik dengan penis Pak Dion. tangan kananku terus membimbing penisnya bermain dalam mulutku. sementara tangan kiriku aktif bergerak di vaginaku.
kutanggalkan seluruh celana Pak Dion. kini ia setengah telanjang. mulutku masih memainkan penisnya. ia masih menikmatinya. penisnya basah. begitu pula vaginaku. kusudahi melumat penis Pak Dion. kulepaskan kausku. hanya bra berenda yang menutupi payudaraku. Pak Dion nampak sedikiit tercengang. kulitku yang putih bersih memang membuat nafsu seluruh pria yang melihatku. Pak Dion menarikku memasuki kamar tidurnya. direbahkan tubuhku diatas ranjang empuk. Pak Dion melepas kausnya. kini ia sudah telanjang bulat. celana jeans-ku pun dilepasnya. tak lupa bra-ku pun dilepasnya. kini kami sama-sama telanjang bulat.
aku masih berbaring terlentang diatas ranjang. Pak Dion menuntun kepalaku menuju penisnya. mulutku terbuka lebar dan kembali ku kulum penis besarnya. maju mundur. masuk dan keluar di mulutku. hanya sebentar. kali ini kepala Pak Dion menuju vaginaku. jialtan pertama membuatku geli. jilatan kedua dan selanjutnya membuatku melayang merasakan nikmat. berkali-kali lidahnya memainkan klitorisku. aku bergetar. aku menggelinjang. aku mendesah. vaginaku basah. banjir oleh cairan yang keluar dari dalam vagina.
"masukin pak" kataku.
"bener nggak apa-apa Yan?" tanya Pak Dion.
"nggak apa-apa kok pak"
ia menuntun penis besarnya ke ujung vaginaku. di gesek-gesek pelan. kemudian dengan gerakan hati-hati ia memasukkan penisnya kedalam vaginaku. penis besarnya melesak masuk. aku sedikit kesakitan, juga sedikit kaget. sebelumnya belum pernah penis besar masuk kedalam vaginaku.
"aaaahhh.." aku meringis menahan sakit.
Pak Doni kemudian perlahan menggoyang pinggulnya. memainkan irama, memainkan penisnya dalam vaginaku. tubuhnya meniban tubuhku. ia bangun dan tangannya meremas payudaraku. tetap dengan goyangan pinggulnya.
"aaaaahhh..aaaaaahhh" aku mendesah. penis besarnya sungguh dalam masuk vaginaku.
kali ini ia menjilat-jilat putingku. geli. namun nikmat. di gigitnya putingku pelan. aku makin merasakan nikmat. ia terus menggoyang penisnya. dalam. dibuka lebar-lebar pahaku.
"aaaaahhh.." aku meringis.
"haah..haaah..kenapa Yan?" tanya Pak Dion.
"aaaahh..e..e..enggak apa-apa pak.. aaaahhh"
vaginaku bergetar. nikmat. Pak Dion kembali meremas payudaraku. kali ini kuat. ia memejamkan matanya. sedikit demi sedikit keringatnya membasahi dahinya. aku menikmati permainan Pak Dion. kemudian goyangan pinggulnya makin kuat. makin cepat. vaginaku makin bergetar.
"aaaahhh...aaaahhh" aku mendesah makin sering.
"aaaaahhh..terus pak"
Pak Dion makin kuat menggenjot penis besarnya.
"aaaaahhh...aaaaahhh" desahanku makin kuat. namun tak terdengar karna suara petir yang bergemuruh diluar. hujan makin deras. membuat udara menjadi dingin. dan Pak Dion memberi kehangatan.
Pak Dion mencabut penisnya. ia menjilat vaginaku. Pak Dion tahu betul titik kenikmatan pada wanita. sepertinya ia sangat berpengalaman. jilatannya dahsyat. membuat tubuhku bergetar dan bulu romaku makin naik berdiri.
"aaaahhh..paaakk"
kali ini ia terlentang. posisi women on top. aku berjongkok dan menuntun penis besarnya masuk kembali kedalam vaginaku. jauh kedalam.
"aaaaahhh.."
kemudian irama naik turun kumainkan. aku berpegangan pada paha Pak Dion. masih dengan irama naik turun. nikmat. Pak Dion hanya mendesah pelan. kemudian ia menarik tubuhku untuk bersandar pada tubuhnya. posisiku masih diatas tubuh Pak Dion. terlentang. ia memelukku dari belakang meremas payudaraku. dan menggoyangkan penisnya. penis besarnya masih tertancap didalam vaginaku.
"aaaahhh...aaaaahhh" aku mendesah. putingku dipilin-pilin oleh jarinya.
kemudian posisi semula kembali dimainkan. aku terlentang dengan paha terbuka lebar dan vagina menganga. bersiap menerima penis besar Pak Dion. langsung ia tancapkan penisnya. menggoyang dengan hasrat besar dan penuh nafsu. aku sangat menikmati.
"aaaaaahhh..pak aaaaahhh...pak"
terus ia menggenjot penisnya. irama makin cepat. vaginaku bergetar hebat. aku hampir klimaks.
"aaaaaaaaahhhhhh..." aku sedikit teriak. aku klimaks. tubuhku menggelinjang. vaginaku basah. dan Pak Dion masih tetap menggenjot penisnya.
"aaaaahhh...aku keluar pak... aaaahhhh.." kataku.
"ba..ba..bapak juga mau keluar Yan" jawabnya dengan napas sedikit terengah-engah.
"aaaahhh...aaaaahhh" aku masih saja mendesah.
"aaaaahhh...aaaaahhhh" Pak Dion mencabut penisnya dan memuntahkan cairan maninya diatas payudaraku. banyak. kental. hangat. putih.
ia terus mengocok penisnya. memuntahkan seluruh cairan maninya. matanya terpejam merasakan nikmat luar biasa. di pompa penis besarnya hingga tak keluar lagi maninya. dahinya dipenuhi keringat. kemudian Pak Dion mengusap cairan maninya yang telah membanjiri payudarku. mengusapnya pelan. aku bangun dan kembali mengulum penisnya yang telah melemah namun masih terlihat besar. Pak Dion hanya mendesah nikmat.
kemudian merebahkan tubuhnya disampingku. mencium keningku dengan mesra. dan tak ragu memeluk tubuhku yang dipenuhi cairan maninya.
hujan diluar masih lebat. petir pun masih bersautan. namun percintaanku dengan Pak Dion mengalahkan segalanya.